Kamis, 30 Juni 2011

Dicaci dan Ngetop Karna BBB

Bergabung dengan BBB, Dimas mendulang caci maki. Tapi, pelangi selalu datang usai hujan. Sukses besar pun mengintip Dimas. Selain masuk dalam jejeran artis muda potensial, ia pun didapuk sebagai presenter favorit dalam sebuah ajang penghargaan. 

Setelah Mami sembuh, aku kembali konsentrasi pada karirku. Tahun 2005, penyanyi Melly Goeslaw dan suaminya, Anto Hoed, menyelenggarakan kasting besar-besaran, terbuka bagi semua artis muda. Teh Melly berencana membentuk sebuah grup yang beranggotakan artis muda serba bisa. Bisa akting, nyanyi, ngemsi, dan sebagainya.

Tak mau membuang kesempatan, aku dan teman-teman satu manajemen pun ikutan. Siapa juga yang bisa menolak kerja bareng musisi sehebat mereka. Nah, saat kasting, aku ditanya bisa nyanyi atau enggak. Dengan jujur aku jawab, "Enggak."

Jawaban tersebut ternyata tak lantas membuatku tersisih. Sebab, saat Teh Melly tanya, apa aku mau nyanyi atau enggak, dengan antusias aku jawab, mau. Mungkin dari situ Teh Melly yakin, bahwa aku bakal mampu, karena punya kemauan keras. Setelah itu, aku bersama 4 artis muda lainnya, Raffi Ahmad, Laudia Chintya Bella, Ayu Shita, dan Chelsea Olivia, dipersatukan dalam grup Bukan Bintang Biasa (BBB).

Kontroversi BBB
Namun, tak kusangka, kehadiran BBB di blantika musik, justru menuai kritik dan cacian para kritikus musik. Mereka menganggap kami hanya aji mumpung. Tak satu pun dari mereka yang mendukung, apalagi memuji. "What do you guys doing? begitu tanya mereka? Kalau akting, ya akting aja, ngapain coba-coba yang lain." Belum lagi hinaan untuk suara kami yang katanya tak menjual.
Shock? Jelas! Untungnya Teh Melly selalu membesarkan hati kami. Katanya, "Kalo emang lu pengen nyanyi, ya, nyanyi aja. Kalo pengen entertain orang, ya, entertain aja. Enggak usah peduli orang lain. Mereka boleh bilang kalian enggak bisa nyanyi, tapi kalian lihat, fans kalian sampe pingsan-pingsan setiap kali nonton kalian nyanyi. That's the most important things. Itu tandanya kalian berhasil membuat mereka happy."
Ya, Teh Melly benar. Suara kami mungkin pas-pasan. Tapi kami membuktikan bahwa kami bisa menghibur. Nyatanya hit single BBB, Let's Dance Together, benar-benar meledak di pasaran. Bahkan, hampir semua fans hafal setiap gerak koreografi BBB saat membawakan lagu tersebut.

Setelah sukses merilis album, tahun 2006 Teh Melly membuatkan kami film. Judulnya Bukan Bintang Biasa The Movie. Ke depannya, proyek BBB adalah bikin film lagi. Kali ini horor yang jadi tema. Tapi konsepnya masih dimatengin lagi. Di proyek mendatang ini kami akan hadir dalam polesan yang lebih dewasa. Maklum, kita kan, sudah enggak ABG lagi. Semua personil sudah lewat 17 tahun.

Jujur, aku sama sekali enggak kapok bergabung di BBB, walau harus menerima banyak kritikan. Toh, aku dan teman-teman juga mereguk banyak nikmat, salah satunya adalah jumlah fans yang banyak sekali.


Satu lagi yang paling kusyukuri dari BBB, dapat 4 sahabat yang asyik-asyik. Ada Raffi dan Bella yang dari sebelumnya aku memang sudah dekat banget, karena satu manajemen. Ada pula Chelsea yang down to earth, serta Ayu yang cuek abis.

Ganti Panggilan
Oleh teman-teman, aku dipanggil Beck. Entah kenapa. Mungkin karena artis yang namanya Dimas ada banyak. Ada Dimas Andrean, juga Dimas Seto. Alhasil, untuk membedakanku dengan yang lain, mereka panggil aku Beck.
Untukku, enggak ada bedanya mereka panggil Dimas atau Beck. Apalah arti sebuah nama. Yang penting aku bermakna bagi semua orang. Toh, itu tak membuat jobku di dunia hiburan jadi berkurang. Sebab rejeki kan, sudah diatur Yang Maha Kuasa.

Seperti baru-baru ini, aku dapat penghargaan sebagai Presenter Terfavorit di Inbox Award SCTV. Jujur, penghargaan ini cukup mengejutkanku. Sampai saat ini, aku memang masih suka terkejut sendiri, menyadari begitu banyak orang yang mengenal aku.

Aku memang tidak pernah merasa sebagai seorang selebritis. Dan mudah-mudahan, sikap ini tetap melekat padaku untuk seterusnya. Sifat rendah hati ini sedikit banyak adalah pengaruh dari para sahabatku, Maher, Vika, Radit, Amanda, Prambudi, dan Yana. Mereka ini aku kenal baik sebelum aku jadi seperti sekarang.

Dengan Yana, aku sudah berteman sejak kecil. Dia adalah tetanggaku yang rumahnya hanya berjarak 3 rumah dariku. Dari SD hingga SMA, kami selalu satu sekolah. Hingga sekarang pun kami masih bertetangga. Sedang lima sahabatku yang lain, baru kenal saat SMA.

Sekarang, kami sudah jarang bertemu. Kebanyakan dari mereka kuliah di Bandung dan Amerika. Hanya Yana yang masih di Jakarta. Meski demikian, kami tak pernah kehabisan akal untuk curhat-curhatan. Kalau enggak telepon, ya,chatting.

Kehadiran mereka, sanggup membuatku tak merasa butuh kehadiran seorang pacar. Apalagi, sejak sibuk syuting, aku kan jarang libur. Aku takut kalau pacaran, aku malah enggak punya waktu yang berkualitas dengan pacarku. Jadi aku pilih jomblo aja. Lebih nyaman dan bebas.

Aku memang enggak buru-buru pengen cari pacar. Aku belum mikirin yang namanya nikah. Kakakku yang cewek saja belum menikah diumurnya yang sudah 27 tahun, apalagi aku yang laki-laki. Dulu pun, Mami menikah di usia 29 tahun. Jadi, kenapa aku harus buru-buru? Nanti sajalah. Cari uang dulu yang banyak. Hehehe.

Kado Bikin Jengkel
Setiap kali menyelesaikan sebuah project, Mami selalu menyarankanku untuk memanjakan diri dengan penghasilanku. Buy a present for your self, begitu kata Mami.
Memang, aku tipe yang sangat teliti dengan catatan keuangan. Hampir tiap hari aku mengkalkulasi pemasukan dan pengeluaranku. Menurutku itu perlu dilakukan untuk melatih diri teratur dan disiplin.

Aku juga bukan tipe yang suka membuang-buang uang atau barang. Misalnya aku beli jeans yang harganya lumayan mahal, aku pasti akan memakainya pada beberapa event.
Itung-itung supaya balik modal. Bukannya pelit, tapi lebih pada menghargai jerih payah sendiri. Mubazir kan, kalau barang cuma dipakai sekali saja.

Meski begitu, aku juga enggak sayang lho, mengeluarkan uang dalam jumlah banyak untuk sekali belanja. Pernah aku beli sepatu banyak banget, sampai satu koper penuh. Ya, dalam hal belanja aku orangnya memang moody.

Satu yang pasti, setiap kali ke luar negeri, entah dalam rangka bekerja ataupun jalan-jalan, aku selalu belanja banyak. Sebab, ada beberapa barangku yang memang harus dibeli di luar, misal sepatu. Ukuran kakiku kan, 44, agak susah dicari di Indonesia.
Aku memang suka dengan sepatu. Saat ini, koleksiku ada sekitar 100 pasang. Biasanya, setelah belanja banyak, dalam beberapa bulan ke depan, aku sama sekali enggak akan belanja lagi, kecuali untuk Mami!

Ya, aku memang sangat suka membelikan Mami kado. Tiap 3 bulan sekali, aku pasti menghadiahi Mami sesuatu. Saking seringnya, sampai-sampai aku suka kehabisan ide untuk membelikan Mami kado yang unik.

Lucunya, bukannya bahagia, Mami malah jengkel dengan hobiku yang satu ini. Sekarang, aku sudah dilarang Mami memberikannya kado. Katanya, lebih baik uangnya kutabung saja. Mami enggak tahu aja, anaknya memang selalu menabung.

No Drugs
Setelah tertangkapnya artis Sheila Marcia gara-gara narkoba, banyak wartawan yang bertanya padaku, apakah aku memakai drugs, pernah mencoba, dan apakah artis memang rawan terjerumus narkoba.

Jujur, aku muak dengan pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Kadang media dalam menyajikan berita, terlalu mendiskreditkan artis sebagai sosok yang bodoh, hanya menjual tampang dan tak peduli dengan hidup orang lain. No, itu jelas salah banget. Masih banyak kok, artis yang menjaga hidup sehat, selalu menambah wawasan, dan berusaha menggapai prestasi.

Aku sendiri sehari-hari selalu berusaha hidup sehat. Tidak merokok, makan makanan sehat, dan menolak keras kehidupan malam beserta drugs, adalah kebiasaanku. Lagian, buat apa cari uang kalau kemudian dihamburkan untuk alasan "sekadar hura-hura". Itu tidak ada dalam kamus hidupku.

Karena itu, meski beberapa kali terpaksa pergi clubbing dalam rangka urusan kerja, aku enggak pernah pulang larut. Cukup 1 jam, aku biasa bergegas pulang. Aku enggak mau Mami dan Dad kecewa atas kelakuanku. Cukuplah nasib teman-teman artis yang sampai terkena ‘kasus', kujadikan pelajaran berharga.
 
Satu lagi yang membuatku semakin menghargai hidup sehat, adanya penyakit asam urat, yang selalu membuatku panas dingin menahan sakit, jika sedang kambuh. Jadi, daripada "memancing" penyakit tersebut kambuh, lebih baik aku cari aman. I have to be thankfull dengan hidupku yang sekarang.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar